Patiwartaphoto

Mahasiswa Pati di Semarang Peringati Haul Adipati Pragola I di Gunungpati

72
×

Mahasiswa Pati di Semarang Peringati Haul Adipati Pragola I di Gunungpati

Sebarkan artikel ini

WARTAPHOTO.net.SEMARANG – Dalam rangka haul Adipati Pragola I, puluhan mahasiswa Pati di kota Atlas yang tergabung dalam Organisasi Daerah (Orda) MAWAPATI menggelar sejumlah agenda.Makam pembesar Pati zaman dulu ini makamnya berada di Gunungpati Semarang.

Mereka mengadakan acara bersih-bersih makam, manaqib, tahlil bersama dan Pengajian umum. “Kegiatan ini merupakan pertama kalinya dilaksanakan oleh teman-teman mahasiswa Pati yang ada di Semarang. Mengingat Adipati Pragola adalah orang yang pernah berkuasa di Kadipaten Pati kala itu. Jadi ini juga untuk mengingat kembali sejarah Adipati yang pernah berjuang untuk rakyat Pati, ” ungkap Bambang Riyanto selaku pembina Mawapati, (29/04/19) lalu.

Dalam berbagai referensi, Adipati Pragola I nama aslinya adalah Wasis Jayakusuma yang merupakan putra Ki Ageng Panjawi, saudara seperjuangan Ki Ageng Pamanahan. Istilah Pragola, didapatkannya setelah menukar kuda miliknya, dengan sapi kesayangan Panembahan Senopati yang disebut Pragola.

Konon, Panembahan Senopati ingin menukar sapi kesayangannya karena kuda Adipati Pragola memiliki kecepatan di atas rata-rata kuda umumnya. Kakak perempuan sang adipati yang bernama Waskitajawi menikah dengan Sutawijaya putra Ki Ageng Pamanahan, dan melahirkan Mas Jolang.

Sutawijaya kemudian mendirikan Kesultanan Mataram tahun 1587, sebagai raja pertama bergelar Panembahan Senopati. Sementara itu, Wasis Jayakusuma menggantikan ayahnya sebagai bupati Pati bergelar Pragola. Kakaknya dijadikan permaisuri utama bergelar Ratu Mas, sedangkan Mas Jolang sebagai putra mahkota.

Antara Pati dan Mataram, kedudukannya sama atau sederajat. Meskipun begitu, Pada tahun 1890 Pragola ikut membantu Mataram menaklukkan Madiun. Pemimpin kota itu yang bernama Rangga Jemuna yang merupakan putra bungsu Sultan Trenggana Demak, melarikan diri ke Surabaya. Putrinya yang bernama Retno Dumilah diambil Panembahan Senopati sebagai permaisuri kedua.
Peristiwa ini membuat Pragola sakit hati karena khawatir kedudukan kakaknya yang menjadi Ratu Mas menjadi terancam. Ia menganggap perjuangan Panembahan Senopati sudah tidak murni lagi.

Pemberontakan Pati pun meletus tahun 1600. Daerah-daerah di sebelah utara Pegunungan Kendeng dapat ditaklukan Pragola. Panembahan Senopati mengirim Mas Jolang untuk menghadapi pemberontakan Pragola. Kedua pasukan bertemu dekat Prambanan. Pragola menolak untuk melawan keponakannya, dan ia meminta Panembahan Senopati sendiri yang menghadapinya. Namun, keponakannya bersikeras untuk melawan pamannya. Untuk membuat keponakannya itu mengurungkan niatnya, Adipati Pragola memukulkan gagang tombak hingga mengenai pelipis keponakannya hingga berdarah.

Mengetahui anaknya terluka, Ratu Mas sudah merelakan kematian adiknya. meskipun begitu, Panembahan Senopati tidak pernah datang untuk melawan sang adipati. Hingga akhirnya Adipati Pragola mundur, lalu membuat pertahanan di Gunung Pati, Semarang. Hingga akhir hayatnya, Panembahan Senopati tidak pernah muncul untuk menghadapi Adipati Pragola. Sang adipati wafat, dan dikebumikan di Gunung Pati, Semarang.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!