wartaphoto

Yayasan Salafiyah Gelar Temu Alumni Nasional ke 4

23
×

Yayasan Salafiyah Gelar Temu Alumni Nasional ke 4

Sebarkan artikel ini

WARTAPHOTO.net. MARGOYOSO – Yayasan Salafiyah Desa Kajen Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati telah mengadakan rauni akbar dan temu alumni Nasional yang ke-4, bertempat di halaman MA Salafiyah (8/9). Selain untuk mempererat tali silaturrahim antar alumnus, temu alumni nasional ini juga bertujuan untuk membangun sinergi positif para alumni.

Ketua umum Ikatan Keluarga Alumni Salafiyah (Iklas) Syaiful Bahri Ansori mengatakan bahwa kegiatan ini dikemas agar para alumni dapat menyumbangkan pikiran untuk madrasah. Ia menyebut, kegiatan ini juga sebagai salah satu bentuk wahana untuk menggiatkan para alumni agar lebih mencintai almamaternya.

“Jaringan alumni sekitar lima belas ribuan. Setiap orang yang pernah duduk di bangku Salafiyah itu adalah alumni. Harapan saya untuk para alumnus untuk mengaktualisasi ilmu dan lebih berguna di masyarakat.  Santri itu bukan haya potensial, tetapi perlu dikemas lebih baik lagi,” jelas pria yang juga seorang anggota DPR RI ini.

Syaiful Bahri juga menyebut bahwa santri yang menjadi tokoh nasional sudah banyak. Ia berharap, para lulusan madrasah Salafiyah juga mampu bersaing dengan yang lainnya. “Tokoh-tokoh yang lahir dari kalangan santri juga banyak, seperti Gus Dur, Nurcholish madjid, dan Muhaimin Iskandar. Lulusan sini (Salafiyah,Red) juga harus bisa demikian,” jelas alumni asal Jember ini.

Sementara itu, K.H Dzikron Abdullah yang merupakan alumni tertua pada reuni akbar itu menceritakan bahwa dahulunya Salafiyah adalah madrasah yang kecil. Akan tetapi sekarang perkembangannya sangat pesat.

“Saya itu angkatan 63 an. Waktu itu madrasah ini masih kecil sekali. Satu kelas itu memakai  sarungan semua. Disini full mengaj, kitab kuningnya besar-besar dan hafalan juga banyak. Sekarang ini perkembangannya luar biasa baik. Disini sudah lengkap, dan saya sangat bangga,” jelas kiyai yang juga merupakan pengasuh pesantren Addaenuriyah 2 Semarang ini.

Kiyai Dzikron menyebut, kelebihan yang masih diistimewakan di Salafiyah adalah lebih mengkaji pelajaran Islam. Ia juga berpesan agar para siswa lebih memperdalam agama. “Kitab kuningnya jangan sampai lupa. Saya sangat berharap santri-santri disini belajar lebih tentang agama,” pungkasnya.

Reporter: Putra

Editor: Revan Zaen

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!