wartaphoto

Pedagang di TPK Mengeluh Omzetnya Turun, Bahkan Sering Membuang Makanan Tak Laku

24
×

Pedagang di TPK Mengeluh Omzetnya Turun, Bahkan Sering Membuang Makanan Tak Laku

Sebarkan artikel ini

WARTAPHOTO.net.PATI  – Beberapa pedagang yang berada di TPK Perhutani  kembali mengeluh. Pasalnya, sejauh ini, meski tetap berusaha kuat bertahan, namun dagangannya masih sepi dari pengunjung. Padahal, itu merupakan mata pencaharian untuk mencukupi kebutuhan hariannya.

Salah satu pedangan kuliner Hasanah (57) mengatakan, sejauh ini ia belum bisa mendapatkan penghasilan yang lebih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Belum lagi, untuk biaya sekolah sang buah hati. “Dulunya waktu di alun-alun omsetnya banyak. sekarang  pendapatan cuma Rp.30 ribu sampai Rp.70 ribu saja. Pendapatan segitupun masih kotor. Untuk kebutuhan sehari-hari saja belum cukup,” keluhnya saat ditemui pada (25/9).

Hasanah mengatakan, jika para pedagang berharap bisa pindah ke tempat yang lebih layak untuk berjualan. Pihaknya juga berharap agar bisa kembali berjualan di area alun-alun Pati.

“Kalau bisa di pinggir jalan di sekitar simpang. Tidak perlu di alun-alunnya, karena sekarang sudah bagus. Atau dicarikan yang layak dan ramai, serta aksesnya enak sehingga pembeli ramai,” imbuhnya.

Dirinya juga mengatakan jika kerap menyisakan dagangan sehingga akhirnya dibuang sia-sia karena tidak laku. Ia mengatakan selama berjualan pasti mendapat kerugian.

“Kenapa sampai sejauh ini kami masih bertahan, itu karena belum mendapatkan lokasi dan memang disuruh kesitu. Sedangkan pedagang yang lain ada yang di Sleko, dan Gowangsan.  Sekarang ini tinggal 70 an pedagang yang ada.  Bahkan rekan kami ada yang mau kuliahkan anaknya tapi tidak jadi karena cuma mengandalkan dana dari hasil jualan (di Relokasi PKL),” pungkasnya.

Terus Berupaya

Sehari sebelumnya, Bupati Pati Haryanto mengatakan, pihaknya sudah berusaha keras untuk meramaikan Tempat Pelelangan Kayu (TPK) yang berlokasi di belakang GOR Pesantenan tersebut. Salah satunya dengan mengadakan event dan kegiatan yang melibatkan massa. Tidak sampai di situ, pihaknya juga terus berupaya melakukan pembenahan agar relokasi PKL itu tidak sepi pembeli dan membuat nyaman para pengunjung.

“Jualan itu kan pasang surut. Kita sudah respon terus itu, besok tanggal 29 ada lari, nanti juga ada lomba menyanyi dan menari dari SD, TK serta PAUD yang tidak hanya sehari dua hari. Untuk tahun ini, perubahan ini sudah saya tambah, sebentar lagi akan diaspal yang biasanya ada debu itu kita aspal,” jelasnya.

Menurutnya, tidak hanya pihak pemerintah saja yang melakukan penataan lokasi agar menjadi magnet para pelancong. Namun, para PKL juga harus berinovasi supaya dagangannya laris terjual.

“Kami semua sudah berusaha untuk membantu biar dagangannya itu laku. Kan harus ada inovasi. Pertama jualannya, kedua tempatnya ditata. Itu di Gedung Juang awalnya kan gak laku, sekarang kan laku, karena apa tempatnya ditata, dikasih perna-pernik kan menarik,” sebutnya.

Bupati mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan verifikasi faktual data para PKL yang ada di TPK.

“Nanti akan saya verifikasi yang faktual, siapa yang berdagang di situ dan siapa yang tidak berjualan di situ. Kalau memang tidak berjualan, ya apa boleh buat, saya ngundang yang mau jualan di situ,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!