wartaphoto

Ikatan Vendor Pesta Pati Gelar Simulasi Resepsi Pernikahan Adaptasi Kebiasaan Baru

35
×

Ikatan Vendor Pesta Pati Gelar Simulasi Resepsi Pernikahan Adaptasi Kebiasaan Baru

Sebarkan artikel ini

WARTAPHOTO.net. PATI – Ikatan Vendor Pesta Pati (Ikavesti) gelar simulasi pelaksanaan upacara dan resepsi pernikahan, di Rajawali Convention Hall Hotel Pati, Senin (27/7/2020). Hal itu dalam rangka merespon Peraturan Bupati (Perbup) Pati nomor 49 tahun 2020 tentang pedoman menuju tatanan normal baru pada masa pandemi Covid-19.

Dalam simulasi, prosesi pernikahan diperagakan seperti biasanya, yakni mulai dari iring-iringan kedatangan mempelai pria dan wanita hingga penerimaan tamu. Tak hanya itu, mempelai dan orang tuanya mengenakan face shield. Sedang, seluruh tamu undangan mengenakan masker. Jarak tempat duduk dan antrean di tempat makan pun diatur minimal 1,5 meter. Serta, ada petugas khusus yang mengawasi jarak antar tamu undangan.

“Kami diberi kepercayaan membuat simulasi ini untuk di dokumentasikan. Kemudian nantinya ada tim verifikasi yang akan menilai, apakah simulasi ini layak dibagi ke masyarakat. Jika dirasa aman dan boleh, nantinya masyarkaat tidak perlu khawatir dengan penyelenggaraan pernikahan,” jelas Ketua Panitia Penyelenggara, Tanti Wuryan Martani.

Menurut Tanti, diterbitkannya Perbup tersebut merupakan angin segar bagi vendor pernikahan. Setelah ini, asalkan bisa menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada, vendor pernikahan bisa bekerja kembali. Meski, ada beberapa peraturan termasuk larangan-larangan yang mesti diperhatikan penyelenggara pesta pernikahan.

“Di pelayanan makanan, untuk sementara kami menggunakan sistem take away atau dibawa pulang. Nanti jika kondisi membaik, baru diperbolehkan ada makan di tempat dengan jangka waktu diperpendek,” tambahnya.

Bahkan, selain itu ada protokol kesehatan seperti pemakaian masker/face shield, penyediaan tempat cuci tangan, dan pengaturan jarak antartamu undangan. Ada pula aturan mengenai pembatasan tamu undangan, yakni 30 persen dari kapasitas gedung.

“Jika ingin mengundang tamu lebih banyak, kami beri kloter waktu. Misal, satu jam pertama 100-150 orang, kemudian selanjutnya kloter kedua, dan seterusnya. Yang jelas, dipastikan di dalam tidak ada kerumunan yang terjadi,” imbuhnya.

Dalam resepsi pernikahan, lanjut dia, tidak ada sesi bersalaman antara tamu undangan dengan kedua mempelai. Salaman hanya ada pada prosesi sungkeman, itu pun wajib mengenakan sarung tangan.

“Tiga hal yang ditekankan dalam hal ini, yaitu dengan keluarga boleh, dengan saudara berhati-hati, dengan orang lain waspada. Yang penting, protokol kesehatan mesti kita jaga penuh. Dalam hal ini kami bersinergi dengan pemerintah daerah. Jika kami sudah menaati peraturan, kalau sampai ada kasus (corona), itu musibah. Yang jelas kalau sudah taat peraturan, kami lebih tenang,” tandas dia.

Reporter : Arton
Editor : Revan Zaen

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!