WARTAPHOTO.NET. CLUWAK – Berawal dari rasa rindu menikmati nasi boja khas hajatan di pernikahan, sebuah warung makan sederhana di depan pasar Ngablak Kecamatan Cluwak sediakan nasi boja lengkap dengan lauk pauknya. Meski baru dua minggu, warung makan Bik Surti selalu dipadati pelanggan.
Saat ditemui Wartaphoto.net,Jumat (02/10) lalu, Ninuk (30th), pemilik warung makan Bik Surti mengatakan, Ide awal nasi boja muncul berkat rasa rindunya menikmati nasi khas di pernikahan. Mengingat, sejak diberlakukanya darurat covid-19, dirinya mengaku tidak pernah lagi merasakan masakan khas tersebut.
“Sekarang itu kan yang dicari yang unik-unik, langka dan menu-menu tempo dulu. Tiba-tiba saya itu kangen nasi boja, kemudian membuat beberapa porsi malah permintaan meningkat,” sebut dia.
Dalam setiap harinya, lanjut Ninuk, sedikitnya 50 porsi nasi boja ludes terjual. Pelanggan cukup membayar Rp 8 ribu untuk satu porsi nasi boja lengkap dengan lauk pauknya.
“Satu porsi nasi boja itu ya ada nasi, dengan alas daun jati, bihun, tempe, telur, pencok cambah dan ikan gereh. Warungnya buka dari pagi hingga malam, tapi jam 10 malam sudah tutup. Kan ada penegakan protokol kesehatan, jadi harus mematuhi aturan tersebut. Meski kalau malam biasanya makin ramai,” jelas dia.
Salah satu pelanggan warung makan Bik Surti, Dio (17th) mengatakan jika kuliner nasi boja ini dinilai unik dan belum pernah ada. Sebagai seorang vloger, dirinya mengaku sangat tertarik dan ingin memperkenalkan nasi boja ini.
“Rasanya memang khas, ini kan adanya kalau ada orang hajatan. Ibu-ibu nyumbang beras atau buwoh ke hajatan, nanti pulangnya dibawakan nasi boja. Kalau tidak ada hajatan ya tidak ada,” kata Dio.
Disamping berjualan menu tersebut, warung makan Bik Surti juga menyediakan masakan khas tempo dulu sego tewel, nasi gandul, serta masakan kekinian Rice Bowl yang selalu fresh dimasak saat pelanggan datang. Bahkan dirinya selalu mendapat pesanan untuk diantar ke kantor-kantor di wilayah Tayu dan sekitarnya dengan sistem Cash on Delivery (COD).
Reporter : Arton
Editor : A. Muhammad
