WARTAPHOTO.net.PATI – Keberadaan MUA (Make Up Artist -red) sudah menjadi kebutuhan wajib bagi mereka yang hendak melangsungkan pernikahan. Pun dengan mereka yang hendak photoshoot pre wedding, graduation, hingga take video dan foto komersial. Keberadaan mereka bisa membuat penampilan yang lebih menawan, fresh dan anggun.
Salah satu MUA yang sedang naik naun di Pati dan sekitarnya adalah Zhafirah MUA, polesan Ratna Kartikasari. Wanita asal Desa Boloagung, Kecamatan Kayen, Pati ini awalnya tertarik menggeluti dunia Make Up Artist (MUA) dan Wedding Organizer (WO) lantaran terinspirasi oleh sosok perias dari Kecamatan Sukolilo. Saat itu, dirinya masih menjadi Mahasiswi di Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Jemarinya begitu terampil memainkan kuas rias dan memoles wajah pengantin dengan hati-hati agar kliennya terlihat lebih mempesona dan berkarismatik.
Demi membuat kliennya tenang, tak jarang, dirinya bersama tim berangkat usai subuh menuju rumah mempelai wanita yang hendak melangsungkan resepsi pernikahan. Memang, ia menjadi salah satu perias yang kebanjiran orderan saat bertepatan dengan bulan-bulan yang dianggap berkah untuk menggelar pesta pernikahan. Tak terkecuali ketika memasuki tren pernikahan era pandemi covid-19 ini. Dirinya melakukan berbagai adaptasi agar sesuai standart protokol kesehatan.
“Awalnya dulu ketika semester akhir kuliah, tiap balik ke Jogja melewati Sukolilo sering lihat rumah Bu Hj. Tarmi perias senior di Sukolilo. Beliau cuma perias, kok hebat ya. Mobilnya Pajero, Fortuner, Strada Triton, dan lain-lain. Itu duit apa duit?. Dari situ aku mulai memikirkan sesuatu,” cerita Wanita yang akrab disapa Nana.
Wanita kelahiran Pati 9 Maret 1992 ini merupakan lulusan sarjana keperawatan. Tapi berkat keuletannya, ia nekad banting setir bergelut di dunia yang sama sekali tak sesuai dengan teori yang ia dapatkan selama di bangku kuliah.
“Alasanku menggeluti dunia MUA dan WO karena sulitnya mencari pekerjaan yang pendapatannya sebanding dengan biaya yang kita keluarkan untuk menempuh pendidikan S1. nggak mau juga kan kuliah mahal-mahal masak dapat gaji UMR?. kapan balik modalnya?. Kapan nyenengin orang tua yang sudah kerja keras buat biayain kita?. Kapan Investasi dan menabung untuk biaya pendidikan anak-anak yang tiap tahunnya semakin mahal?,” jelas Nana.
Dari situ, Nana mendirikan MUA pada 2017 lalu. Ia berinama Zhafirah MUA. Harga paket yang ia patok ialah dari harga 10 juta hingga 30 juta untuk paket lengkap pernikahan di rumah. Sementara untuk di gedung, dengan harga yang bervariatif tergantung apa yang dibutuhkan.
“Aku beri nama Zhafirah MUA karena setiap nama ada artinya. Dan aku ingin setiap orang yang menyebut nama Zhafirah sama halnya mendoakanku. Zhafirah adalah kata dari bahasa Arab yang memiliki arti keberuntungan, kemenangan, dan keberhasilan,” jelas dia.
Nana menyebut jika Zhafirah kini banyak diminati oleh kaum muda di Pati, Kudus, Demak, dan Rembang. Bahkan, ia mengakui jika di masa pandemi ini masih ada clien yang melangsungkan pernikahan walaupun hanya kecil-kecilan tanpa mengundang keramaian.
“Dari awal berdiri dari tahun 2017 sampai sekarang alhamdulillah terhitung ramai. Dalam satu bulan biasanya berbeda-beda jumlah jobnya. Tergantung bulannya. Karena kita hidup di Jawa, kata orang Jawa (bagi yang mempercayai) ada bulan yang dipercaya baik untuk melangsungkan pernikahan dan ada juga bulan yang dipercaya tidak baik untuk melangsungkan pernikahan. Tapi kita sebagai umat Islam meyakini bahwa semua hari itu baik,” sebutnya.
Semua klien sangat puas dengan hasil riasan dari Zhafirah. Salah satunya ialah pasangan pengantin Tata dan Ade dari Pucakwangi yang telah melangsungkan akad nikah pada 12 Agustus lalu. Bahkan, Tata mengaku sangat puas dengan paduan antara hasil rias dengan dokumentasi dari AIRO Media Project yang mengabadikan momen sakralnya itu.
“Memang dari awal akui sudah sering kepo ke IG nya Zhafirah. Akhirnya aku percaya untuk merias pas hari H pernikahan. Ditambah, project foto dan Video dari AIRO, aku tahu kualitasnya cukup bagus,” sebut Tata,
Penulis : Putra
Editor : Revan Zaen
