WARTAPHOTO.NET. JUWANA – Di lokasi tambat kapal (utara pulau seprapat) Juwana, akhir-akhir ini mendadak ramai. Anak-anak dan sejumlah pemuda setiap sore bermain layang-layang naga dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari 65 meter hingga 100 meter dari kepala naga hingga ke ekornya.
Untuk memainkan layang-layang naga, mereka tidak sendirian, melainkan mempunyai tim yang terdiri dari lima orang. Ada yang pegang tali (tampar), kepala naga, dan yang lainya memegangi badan dan ekornya.
Mereka begitu cekatan memegang tali sebab layang-layang naga begitu berat. Saking beratnya hingga ada yang terpeleset saat akan mengudara.
Ryan, salah satu pemilik layang-layang naga menjelaskan, untuk memainkannya harus bisa memahami karakter angin.
“Memainkan layang-layang naga ini cukup menantang karena harus bisa terbang, makanya kita harus bisa memahami karakter angin, dan sore ini di ujung anginnya cukup kencang sehingga tidak ada kendala,” jelasnya kepada Wartaphoto (21/10/2020).
Proses pembuatanya, kata pemuda asal Desa Growong Lor ini menyebut jika memerlukan waktu yang panjang dan harus dikerjakan dengan rekan-rekannya.
“Pembuatan layang – layang Train Naga ini kalau ditotal pembuatanya tiga minggu mulai mempersiapkan bahan bakunya seperti untuk kepalanya yang terdiri dari kain sepon yang dilapisi dengan kain kemudian di kasih air brush, bambu, plastik kemudian di rangkai,” pungkas dia.
Reporter : Arton
Editor : A. Muhammad
