WARTAPHOTO.net. PATI. Secara global, pandemi covid-19 melanda seluruh dunia. Jika merujuk data statistuk sudah 4,5 juta populasi bumi yang dinyatakan positif virus corona, dan ratusan ribu orang lainya telah meninggal dunia.
Sejumlah pondok pesantren sejak Maret lalu telah memulangkan santrinya untuk mencegah munculnya cluster-cluster baru dari wabah covid19 ini. Akan tetapi, dipulangkannya para santri, tak lantas membuat pengasuh dan pengurus pondok menghentikan proses pembelajaran.
Proses transfer ilmu serta syiar dakwah tetap harus berjalan. Salah satu inovasinya menggunakan metode daring. Ngaji daring atau ngaji online menjadi solusi aman ketika manusia dituntut menjaga jarak (physical distancing).
KKN MDR Meraki IPMAFA yang merupakan kelompok KKN secara mandiri (daring), berusaha memfasilitasi kegiatan dakwah para kyai sepuh di pedesaan yang saat ini sulit melakukan dakwah karena adanya aturan pemerintah tersebut.
Sebagaimana dilakukan pada (8/11/20) mereka menyelenggarakan ngaji daring bersama Kyai Nursalim dari Pasucen Trangkil Pati Jateng. Acara Ngaji Daring tersebut disiarkan secara live streaming di akun sosial media KKN MDR Meraki via facebook dan Youtube.
Kali pertama mereka ngaji online ini membahas hak wanita dalam iddah. Di acara dakwah tersebut, Romo Kyai Nursalim membahas tentang Hak Wanita Dalam Iddah, Perempuan yang sedang masa iddah karena talak raj’i berhak mendapat tempat tinggal yang layak, nafkah, pakaian, dan biaya hidup lainnya dari mantan suami, kecuali jika ia nusyuz (durhaka) sebelum diceraikan atau di tengah-tengah masa iddahnya.
Para mahasiswa IPMAFA ini berupaya mewujudkan mahasiswa milenial berbasis pesantren sebagaimana yang diharapkan sang pendiri yakni KH Sahal Mahfudz Kajen.
Kontributor : Zaenul Ma’arif (TIM KKN MDR’20 MERAKI IPMAFA)
Editor: Revan Zaen
