BeritaNasionalPatiwartaphoto

Gus Iqdam Terangkan Filosofi Kata Santri kepada Para Santri Maslakul Huda Kajen Pati

1008
×

Gus Iqdam Terangkan Filosofi Kata Santri kepada Para Santri Maslakul Huda Kajen Pati

Sebarkan artikel ini

WARTAPHOTO.NET. PATI – Pendakwah milenial Agus Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam, bersilaturahmi ke Yayasan Pesantren Maslakul Huda, Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Sabtu (4/5/2024) sore.

Kedatangan Gus Iqdam bersama sang Istri, Ning Nila, disambut langsung oleh pengasuh Pesantren Maslakul Huda Kajen, KH. Abdul Ghaffar Rozin beserta istrinya Ning Tutik Nurul Jannah.

Di sana, Gus Iqdam juga berkesempatan untuk memberikan tausiyah kepada para santri Maslakul Huda.

Dikutip dari tayangan kanal YouTube Maslakul Huda, Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilut Taubah, Pesantren Mambaul Hikam II itu memaparkan tentang filosofi dari kata Santri.

Para santri di pondok pesantren asuhan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Kiai Ghaffar Rozin itu tampak antusias mendengarkan ceramah dari Gus Iqdam.

“Ada ulama Nahdliyin, ulama NU itu yang mereteli (menjabarkan) makna santri. Pertama, huruf Sin (س). Sin di sini dimaknai Saalikun Ila al-Akhirah. Seorang santri itu adalah yang kehidupannya digunakan untuk menuju kehidupan akhirat,” kata Gus Iqdam.

Sementara yang kedua, lanjut dia, yaitu huruf Nun (ن) singkatan dari Naaibun ‘ani al-Masyayikh. Santri adalah sebagai pengganti para guru.

“Jangan sampai ketika di pondok sudah istikamah, tapi ketika pulang malah ikut-ikutan ke arah yang tidak jelas. Juga jangan bikin aliran-aliran tidak jelas. Kalian harus menjadi Kiai Rozin Kiai Rozin dan Mbah Sahal Mbah Sahal di daerah masing-masing,” ungkap Gus Iqdam.

Kemudian, ia menjelaskan tentang makna huruf  Ta’ (ت), yaitu singkatan dari ta’ibun ‘ani dzunub. Taubat dari kesalahan-kesalahan.

“Sregep (rajin) minta ampunan, taubat. Makannya tradisinya NU setelah salat, setelah ibadah itu istigfar untuk melunturkan dosa,” terang dia.

Selanjutnya adalah makna huruf Ro’ (ر), singkatan dari Rooghibun fi al-Khoirot. Santri harus senang terhadap kebaikan.

“Kalau benar-benar santri itu Rooghibun fi al-Khoirot. Harusnya suka dengan kebaikan,” jelas Gus Iqdam.

Terakhir adalah makna huruf Ya’ (ي), yaitu  singkatan dari Yarju as-Salamata fi addunya wal akhirah. Santri harus selalu mengharapkan keselamatan di dunia dan akhirat.

“Mengharapkan selamat dunia akhirat. Itu harus balance, imbang,” tandas dia.

Penulis : Putra
Editor : Revan Zaen.
Foto : Tangkapan layar dari YouTube Maslakul Huda

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!