JatengKolomPrestasi

Fenomena Lapak Ganjar, Jangkauan Iklan Luas namun Nirbayar

66
×

Fenomena Lapak Ganjar, Jangkauan Iklan Luas namun Nirbayar

Sebarkan artikel ini

WARTAPHOTO.net. JATENG. Fenomena munculnya marketplace di berbagai platform digital memudahkan siapapun untuk bertransaksi. Apakah dia sebagai seller (penjual) maupun pembeli (buyer). Nama-nama beken seperti shopee, tokopedia, bukalapak, blibli, lazada dan sejumlah marketplace lain mulai menggeser tradisi berbelanja secara temu muka menjadi tak harus tatap muka.

Namun diantara penjual dan pembeli ada satu posisi potensial lain yang belum tergarap, yakni supplier atau produsen berskala kecil atau UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Padahal, banyak produk berkualitas yang karena permodalan, branding (pencitraan produk), hingga anggaran periklanan yang terkadang belum terjangkau.

Kemunculan lapak ganjar dengan jumlah pengikut 12,7ribu, yang didukung penuh akun ganjarpranowo dengan 4juta pengikut ini ternyata cerdas mengambil celah.

Personal brading (citra diri) dari sang Gubernur Jawa Tengah yang humoris, tegas, pintar membawa suasana membuat Engagement rate (keterlibatan followers atau pengikut dalam suatu akun media sosial) tetap tinggi. Ini dimanfaatkan sebagai media periklanan nirbayar.

Yuli Sanjoto, pemilik UMKM Atha Raw Honey menata produknya sebelum difoto, direpost Lapak Ganjar dan direspon calon pembeli menjadi targetnya, Foto: Rif’an Zaenal

Dirinya secara tidak langsung memanggil para supplier, para penjual untuk menunjukkan hasil produksi UMKM-nya. Dirinya memberi portal pembatas dengan keterangan produk sendiri bukan reseller.

Area pemasarannya kini tak seperti pertama kali dibuat, hanya lokal Jawa Tengah. Kini telah masuk ke Jawa Timur, DIY, Jawa Barat, dan Bali. Sebuah jangkauan pemasaran yang sangat besar. Tak terbayang jika sebuah UMKM harus beriklan dengan jangkauan sebegitu besar.

Para penjual juga harus mencantumkan kota/kabupaten dan nomor telepon. Ini adalah magnet bagi para pembeli, para reseller, para dropsihipper untuk melihat prospek masing-masing produk. Sebuah ide bagus membuat jejaring UMKM.

Namun demikian, tanpa disadari, kualitas produk seperti kualitas, kemasan, label produk, nama produk, hingga foto produk dari UMKM akan terangkat meski tanpa disadari.

“Karena kami juga berharap bisa memancing calon pembeli, bahkan calon investor ya kami perlu menyiapkan produk sebaik mungkin. Namun diawal ya memang kami memaksimalkan smartphone (gawai pintar-red) untuk foto produk. Namun peningkatan terus kita lakukan. Lapak ganjar cukup bisa memaksa kami untuk naik level dari sisi produk,” ungkap Yuli Sanjoto, pemilik Atha Raw Honey dari Tlogowungu Kabupaten Pati.

Penulis: Revan Zaen

Editor: A. Muhammad

 

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!