BeritaPrestasiwartaphoto

Keren! Siswa MTs Salafiyah Kajen Pati Bikin Robot Basilica Berbahan Barang Bekas

106
×

Keren! Siswa MTs Salafiyah Kajen Pati Bikin Robot Basilica Berbahan Barang Bekas

Sebarkan artikel ini
#image_title

WARTAPHOTO.NET. PATI – Memanfaatkan sejumlah barang bekas, Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Salafiyah Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, berhasil menciptakan sebuah robot yang  dinamakan Basilica.

Siswa itu adalah Muhammad Ridwan Arsyad dan Anargya Fahmi Ilmi Nugraha. Keduanya dibimbing oleh Angelia, guru MTs Salafiyah dan tim Madrasah Robotic Competition (MRC).

Bahkan, berkat ketelatenan dari kedua siswa itu, mereka akhirnya berhasil lolos seleksi dalam Kompetisi Robotik Madrasah tahun 2022 yang digelar Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). Kompetisi itu akan digelar pada 22-23 November 2022 mendatang.

Angelia mengungkapkan, robot yang dibuat siswa MTs Salafiyah ini memiliki semacam meriam untuk pelempar dan menangkap bola.

Adapun nama Basilica sendiri terinspirasi dari meriam raksasa kekaisaran Ottoman Turki yang menjadi salah satu kunci kemenangan dalam penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453 M.

“Sehingga diharapkan robot ini nantinya akan seperti meriam Basilica,” kata dia, (1/11/2022).

Ia menuturkan, robot ini dibuat dari memanfaatkan barang bekas. Selain agar ramah lingkungan, penggunaan barang bekas dinilai memiliki berbagai kelebihan.

Bahan-bahan untuk membuat robot itu di antaranya adalah kaleng makanan ringan kentang, sebagai meriam. Bahan lainnya adalah stik es krim dan triplek bekas. Itu untuk lengan robot.

“Penggunaan barang bekas membuat beban robot menjadi ringan. Memang ada bagian yang dikuatkan dengan akrilik. Tapi tidak sedikit yang menggunakan stik eskrim, dan triplek bekas,” tutur dia.

Lebih dari itu dia menjelaskan, penangkap bola yang terbuat dari triplek, akan mampu memindahkan tangkapannya ke area aman dengan lebih cepat. Sebab, bebannya terbilang lebih ringan. Pelemparnya pun memiliki kecepatan yang tinggi.

“Untuk membuat robot ini, anak-anak harus melakukan riset. Bahkan sebagian besar waktu bisa habis dalam proses penggalian data dan referensi. Jadi ide pembuatan robot itu benar-benar berdasarkan riset,” terang Angelia.

Mereka bahkan harus melakukan trial and error sehingga seringkali berganti konsep. Terutama dalam proses penentuan dimensi dan keefektifan kinerja robot tersebut.

“memang harus dicoba berkali-kali. Misalkan kerangkanya itu akan menganggu proses pelemparannya atau tidak,” imbuh dia.

Reporter : Putra
Editor : Revan Zaen.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!