AdvertorialNasionalSponsor

Go Publik, Pesantren Al-Mustamiriyah Sukolilo Luncurkan Brand Ar-Rahmah Produk Kecantikan Berbahan Zaitun

293
×

Go Publik, Pesantren Al-Mustamiriyah Sukolilo Luncurkan Brand Ar-Rahmah Produk Kecantikan Berbahan Zaitun

Sebarkan artikel ini

WARTAPHOTO.net. Peran pesantren tidak lagi terbatas pada lembaga pendidikan berbasis agama. Namun, dapat pula berfungsi sebagai kekuatan pendorong pembangunan ekonomi daerah dengan basis keterampilan para santri. Tumbuhnya minat dan jiwa berwirausaha di kalangan santri adalah sesuatu yang menggembirakan.

Hal ini sejalan dengan imbauan Menteri Agama (Menag) RI H Yaqut Chollil Qoumas, yang menargetkan ribuan pondok pesantren yang sudah mandiri secara ekonomi pada tahun 2024.

Kementerian Agama memang memprioritaskan program kemandirian pondok pesantren dengan bentuk dukungan berupa permodalan dan pendampingan manajemen dari produksi hingga pemasaran produk.

Satu terobosan inspiratif ditunjukkan oleh Pondok pesantren takhfizul qur’an (PPTQ) yakni PPTQ AL-MUSTAMIRIYAH Sukolilo. Mereka menjual produk perlengkapan mandi berbahan dasar buah zaitun. Mulai dari sabun mandi, sampo, dan pasta gigi dengan brand Ar- Rahmah. Mereka pun telah bersiap meluncurkan produk kosmetik.

Brand Ar-Rahmah yang mengusung slogan produk investasi kecantikan jangka panjang ini telah tersertifikasi, terbukti aman dan tidak menimbulkan efek ketergantungan.

Achmad Soewandy, penggagas brand Ar-Rahmah menggunakan sistem bagi hasil dari keuntungan penjualan produk.

“Sebesar 60% menjadi hak dari pondok pesantren dan sisanya 40% digunakan untuk biaya operasional para karyawan yang ikut memasarkan produk Ar-Rahmah,” terang Achmad Soewandi.

Menurutnya, pesantren ke depannya diharapkan bisa dan harus terbuka dengan pihak luar. Ia telah mencotohkan dari produk Ar-Rahmah yang bekerja sama dengan pabrik professional dan semua produknya sudah BPOM dan halal.

“Ini adalah langkah yang kita tempuh, supaya produk pesantren bisa go publik. Mau tidak mau kita harus kerjasama dengan perusahaan profesional yang memang punya satu visi dan misi mengembangkan pesantren,” tambahnya.

Dengan mandiri dan berdaya secara ekonomi, pesantren dapat menghidupi diri sendiri, mengembangkan sarana, prasarana dan mensejahterakan masyarakat sekitar. Citra pesantren yang hidup hanya dari dana donatur dan Wali Santri kini sudah bisa dihilangkan.

Maka tidak diragukan lagi bahwa pesantren adalah sistem yang rahmatan lil alamin. Bahkan secara tidak langsung, bisa disebut Ar-Rahmah sendiri adalah salah satu contoh terobosan baru Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP).

“Semoga apa yang Brand Ar-Rahmah mulai dan laksanakan dapat ditiru dan dilanjutkan di pondok pesantren lainnya. Meskipun sumber kemandirian berbeda, pesantren lain harus dapat menemukan usaha yang paling cocok dan sesuai kemampuan mereka sendiri. Bukan tidak mungkin kebanyakan pesantren akan semakin optimis menjadi salah satu penggerak sekaligus daya ungkit bagi perekonomian nasional,” terang Achmad Soewandy

Siapkan Website

Setelah resmi memperkenalkan produk peralatan mandi Ar-Rahmah, kemudian bersiap melaunching produk kosmetik, mereka juga sedang menyiapkan website penjualan produk dengan laman arrahmahshop.com. Hal ini demi mempermudah penjualan produk dan memperluas jaringan pemasaran.

“Ar-Rahmah sendiri hanyalah salah satu contoh kecil bagaimana ide kemandirian pesantren dapat diwujudkan dalam praktik. Mengutip Gus Yaqut, pesantren memiliki tiga tugas utama: pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pendidikan dan dakwah ibarat kolam kecil sedangkan pemberdayaan ekonomi merupakan kolam besarnya,” pungkasnya.

Dikutip dari jurnalindo.com

Editor: Revan Zaen

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!