BeritaPatiwartaphoto

Lahan Persawahan Kebanjiran, Petani di Lereng Kendeng Terancam Gagal Panen

829
×

Lahan Persawahan Kebanjiran, Petani di Lereng Kendeng Terancam Gagal Panen

Sebarkan artikel ini

WARTAPHOTO.NET. SUKOLILO – Lahan pertanian di beberapa desa di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, terendam banjir. Akibatnya, banyak tanaman milik petani yang terancam gagal panen.

Salah satunya, lahan milik Rinto Prabowo (40), petani asal Dukuh Poncomulyo, Desa Gadudero yang sawahnya turut kebanjiran. Tanaman melon miliknya kini terendam banjir dan terancam gagal panen. Padahal dirinya menargetkan panen pada pertengahan bulan puasa nanti.

“Padahal melonnya beratnya sudah 1 kilogram. Tapi ini malah kebanjiran,” kata dia, (14/3/2024).

Rinto menyebut, dirinya berpotensi merugi puluhan juta karena gagal panen. Yang mana, dirinya sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp 25 juta untuk merawat tanamannya itu. Modal puluhan juta itu ia gunakan untuk menggarap sawahnya dengan luas seperempat hektar.

“Padahal kalau saya hitung, tanaman seperempat hektar itu bisa laku Rp 50 sampai Rp 60 juta dengan melihat momen puasa seperti ini. Tapi ini melonnya sudah tidak diambil lagi,” ujar dia.

Rinto pun hanya bisa pasrah karena sudah tidak bisa menyelamatkan tanaman melon miliknya. Kondisi ini juga dirasakan sebagian petani di desanya.

“Kalau mau diselamatkan bisa, tapi biayanya sangat mahal. Apalagi hampir semua lahan pertanian di sini terendam banjir. Ada yang nanam melon, ada juga padi,” jelas dia.

Menurut dia, kondisi seperti ini tidak hanya terjadi pada tahun ini saja. Hampir setiap musim penghujan, petani di desanya mengalami gagal panen akibat mendapat kiriman air dari Pegunungan Kendeng.

“Wilayah kami ini cekungan. Dari Kendeng kalau hujannya lebat, air mengumpul di sini,” tandas dia.

Sementara itu berdasarkan data Situation Report (Sitrep) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, hingga Kamis (14/3/2024) sore, beberapa desa di Kecamatan Sukolilo terendam banjir. Antara lain di Desa Baleadi, Wotan, dan Baturejo.

“Di Dukuh Pengging Desa Kasiyan, air sudah mulai masuk ke rumah warga. Yang sebelumnya cuma dua rumah sekarang sudah 19 rumah. Lalu di Dukuh Poncomulyo Desa Gadudero ada dua rumah yang tergenang dan di Dukuh Jongso Desa Wotan yang tergenang lima rumah,” jelas Budi.

Reporter : Putra.
Editor : A. Muhammad.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!