wartaphoto

Dispertanak dan Instansi Terkait Panen Bersama di Sentra Ubi Kayu Desa Bermi

26
×

Dispertanak dan Instansi Terkait Panen Bersama di Sentra Ubi Kayu Desa Bermi

Sebarkan artikel ini

WARTAPHOTO.net. GEMBONG – Acara Famers Field Days (FFD) panen ubi kayu Kabupaten Pati 2019 diadakan di Desa Bermi Kecamatan Gembong (16/9/19) kemarin. Kegiatan itu, dihadiri oleh para kelompok tani, kepala desa setempat, Danramil, perwakilan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Pati, serta perwakilan dari beberapa kecamatan sekitar.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Pati melalui Kabid penyuluhan Didik Eka mengatakan, kegiatan ini merupakan temu lapang dalam rangka untuk mengetahui seberapa besar yang telah di tanam. Karena Desa Bermi salah satu sentra ubi kayu dan sebagai tolok ukur terkait kualitas dan permasalahan yang ada terkait pertanian ketela.

“Ada keluhan tentang kesetabilan harga. Ubi kayu ini merupakan produk diatur oleh pemerintah jadi tergantung kondisi pasar. Untuk ubi kayu lokal Pati atau yang biasa disebut daplang, ini digunakan untuk tapioka. Terkait harga ketela, ada kaitannya dengan tapioka. Jika ada impor juga harganya rendah dan berimbas harga beli pabrik terhadap petani,” jelasnya.

Disamping itu, pihaknya juga mendorong petani untuk meningkatkan hasil panen dengan kualitas yang baik. Pada aspek itu juga dibutuhkan sebuah kejujuran karena bersinggungan dengan repaksi. Jika masuk ke pabrik tapioka tentunya dengan harga yang layak.

“Ada beberapa hal yang berkaitan dengan pola tanam. Petani ini sebagai produsen, jadi harus menyesuaikan dengan konsumennya. Unuk ubi kayu ini agak unik, karena petani juga panen tidak hanya semata-mata dipengaruhi oleh teknis, jadi perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi kualitas dari tapioka sendiri,” imbuhnya.

Hubungannya dengan pola tanam, lanjut Didik jangan sampai dalam satu tahun lahan tidak ditanami. Kalau secara teknis memang tidak bisa ditanami, pihaknya menganjurkan untuk menanami komoditas lain. Terlebih terkait cuaca yang harus disiasati.

Terkait hari temu lapang yang dilakukan kemarin, pihaknya menyebut panen tersebut sebesar 43 kwintal dari sasaran sebelumnya 40 kwintal. Jadi itu melebihi sasaran awal. Selain itu Didik menyebut jika hasil panen perlu di zakati.

“Dari materi FFD tergantug dari situasi yang benar-benar menjadi perhatian bersama. Saya titip dua hal. Yang pertama adalah Zakat (hasil bumi) dan yang kedua agar memikirkan untuk generasi selanjutnya dalam rangka menjaga kesuburan tanah,” pungkasnya

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!