wartaphoto

Beda Data Pemkab- Pemprov, Wabup Sebut Hal Ini Dialami Juga Daerah Lain. Ini Penjelasanya!

18
×

Beda Data Pemkab- Pemprov, Wabup Sebut Hal Ini Dialami Juga Daerah Lain. Ini Penjelasanya!

Sebarkan artikel ini

WARTAPHOTO.net.JATENG. Data informasi Covid19 Kabupaten Pati di laman covid19.patikab.go.id seringkali berbeda dengan data corona.jatengprov.go.id. Hal ini terkadang memunculkan kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat. Misalnya seperti update data Minggu (19/04) dimana di Pati disebut ada 5 orang namun di laman provinsi Jateng terdapat 14 orang.

PDP sembuh di corona.jatengprov.go.id pun tampak jauh lebih banyak yakni mencapai 15 orang, sedangkan di covid19.patikab.go.id hanya ada 8 orang.

Wakil Bupati Pati Saiful Arifin yang juga merupakan Wakil Ketua I Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pati menegaskan bahwa data yang disajikan dalam laman covid19.patikab.go.id sudah terverifikasi.

“Perbedaan data tersebut disebabkan karena data Pemprov tidak diambil dari dari Pemkab Pati secara langsung. Mekanisme data provinsi itu yang input dari rumah sakit pasien dirawat. Jadi kalau KTP atau domisilinya Pati, ya tanpa crosscheck ke Pemkab Pati, pasti datanya langsung diupload. Karena memang ternyata banyak PDP yang dirawat di Rumah Sakit luar Kabupaten, tapi KTP-nya masih Kabupaten Pati,” jelasnya.

Wabup Safin juga menjelaskan hal ini juga terjadi di daerah lain seperti Sukoharjo dan Kota Semarang dengan penyebab yang sama dengan Pati.

“Bahkan Kota Semarang saja yang ada di ibukota provinsi pun datanya nggak sinkron dengan corona.jatengprov.go.id. Maka itu, Pemkab yang seringkali harus proaktif melacak ke rumah sakit yang sudah menginput data PDP asal Pati,” tuturnya.

Dirinya juga menyebut jika  beberapa waktu yang lalu sempat ada yang menginput double. “Satu Pasien diinput sampai dua kali, yaitu di Margorejo dan Gembong. Kemudian yang terbaru terkait ada yang positif Covid-19 di Prawoto, Sukolilo, itu malah hasil penelusuran ke RSUP Dokter Kariadi, asalnya Gempolsari Pati. Padahal di Desa Prawoto tak ada Dukuh Gempolsari,” terang Wabup.

 

Seringkali membuat masyarakat beranggapan bahwa Pemkab kurang transparan. Padahal tiap kali ada data yang tidak sesuai, Wabup selalu langsung meminta Dinas Kesehatan untuk langsung mengusulkan revisi ke Rumah Sakit yang pertama kali menginput.

“Dan yang diinput RSUP Dokter Kariadi kemarin sudah kami minta untuk merevisi karena setelah dicek oleh Kepala Puskesmas II Sukolilo, tidak ditemukan Gempolsari di wilayah Prawoto Sukolilo. Intinya nggak ada yang mau nutupin data dan kita juga maunya transparan,” jelasnya.

Mengenai hambatan update data, Wabup mengakui jika untuk mengecek hasil swab test di rumah sakit luar Kabupaten cukup lama bahkan bisa berminggu-minggu.

Sementara sajian data, lama pemkab Pati lebih memilih menampilkan sisa PDP, ODP, dan Covid-19 yang masih dirawat/dipantau. Yang sudah selesai pantauan, baik karena sembuh, meninggal, hasil lab negatif, maupun yang sudah di luar masa inkubasi, tidak ditampilkan di infografis paling atas laman tersebut.

Reporter: Revan Zaen

Editor: A. Muhammad

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!