Jurnalis WargaKolom

Dilema Orang Tua Menghadapi Anak dalam Pembelajaran Daring

61
×

Dilema Orang Tua Menghadapi Anak dalam Pembelajaran Daring

Sebarkan artikel ini

oleh Inna Yatur Rohmah (Mahasiswa Pascasarjana IAIN Kudus)

Saat ini covid-19 menjadi pembicaraan yang hangat, hampir seluruh kota-kota di Indonesia terkena dampak Covid-19. Dalam waktu singkat virus ini menjadi trending topik diberbagai media sosial.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-COV-2) biasanya dikenal dengan Covid-19, penyakit ini biasanya menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru (pneumonia) sehingga menyebabkan kematian. Virus corona ini adalah jenis baru dari coronavirus yang bisa menular ke manusia. Seperti, orang dewasa, orang tua yang sudah lanjut usia (golongan usia lanjut),  serta yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah. Akibatnya pemerintah dan masyarakat di hadapkan problematika, tuntutan, tantangan dan gaya kehidupan baru.

Pandemi covid-19 mengakibatkan kerugian besar diberbagai sektor mulai dari ekonomi, kesehatan, pariwisata, sosial dan budaya hingga pendidikan terkena dampak dari pandemi ini. Mau tak mau segala sektor harus mengupayakan kegiatanya berjalan dengan maksimal dan dapat melayani kebutuhan masyarakat luas.

Dulunya masyarakat bebas beraktivitas diluar rumah sekarang harus dibatasi ruang geraknya bahkan sampai sekolah banyak yang diliburkan. Budaya masyarakat Indonesia yang selalu berkumpul, berjabat tangan kini harus dihindari untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.

Semenjak merebaknya Covid-19 pelayanan masyarakat dilakukan secara online bahkan dalam bidang pendidikan hampir semua negara hingga di Indonesia yang terinfeksi virus Covid-19 meniadakan aktivitas belajar siswa di sekolah, diganti dengan aktivitas belajar di rumah. Proses pembelajaran yang awalnya dilakukan secara tatap muka sekarang proses pembelajarannya juga dilakukan secara luring atau daring, salah satu upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan cara menjaga jarak (sosial distancing).

Pemerintah Indonesia, sebagaimana juga dilakukan di banyak negara di dunia, memutuskan kebijakan baru terhadap proses pembelajaran selama masa pandemi ini dengan pembelajaran daring (dalam jaringan). Karena pada prinsipnya, kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan para pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, keluarga dan masyarakat pada umumnya.

Namun, dalam pelaksanaanya, kebijakan ini tetap memiliki sejumlah kekurangan. Orang tua yang sibuk bekerja, susah dalam membimbing anaknya merupakan dilema baru dalam pembelajaran saat ini. Padahal, peran orang tua memberikan pengaruh yang besar, karena orang tua dituntut untuk mampu mengawasi anaknya saat pembelajaran di rumah.  

Termasuk juga permasalahan dari sisi sarana maupun prasarana baik berupa HP, laptop maupun sinyal. Tetapi guru dan peserta didik harus tetap mengupayakan proses pembelajaran daring berjalan agar proses transfer pengetahuan kepada siswa tidak terganggu. Guru sebagai peran utama dalam proses pendidikan melakukan berbagai upaya seperti menerapkan pembelajaran daring melalui Group WA, Google Classroom, Google Meet, Zoom dan aplikasi belajar lainnya.

Kendala juga dialami orang tua dalam hal melakukan pendampingan belajar. Tak sedikit orang tua yang mengalami kesusahan dalam menerangkan dan memahamkan materi pelajaran terhadap anak. Ada pula orang tua yang mengaku kurang sabar dan bosan menghadapi kemampuan anak, orang tua belum memahami untuk mengoprasikan gadget. Apalagi orang tua yang harus bekerja sangat berpengaruh dalam kemampuan anak, guru terlalu banyak memberikan tugas dan terkadang anak emosi jika tugasnya terlalu banyak dan sulit karena orang tua tidak bisa menyelesaikan tugas tersebut.

Dari sisi pemahaman materi, karena anak-anak tidak bertatap muka secara langsung dengan guru jadi materi yang diberikan guru hanya dibaca saja tanpa ada penjelasan lebih detail. Sedangkan faktanya anak-anak terkadang malas untuk membacanya, akhirnya anak saya suruh untuk privat les, itu salah satu pendapat dari orang tua siswa.

Dilema yang dialami orang tua selain diatas, dalam pembelajaran daring pelajar lebih leluasa dan asyik bermain game online saat jam pembelajaran daring dimulai.Hal ini banyak dikeluhkan para orang tua sehingga dikhawatirkan sistem pembelajaran daring berdampak buruk pada perkembangan mental anak sekolah.

Setelah saya telusuri memang benar bahwa keberadaan wifi gratis, baik dirumah maupun sejumlah tempat-tempat yang menyediakan, kian banyak memanjakan siswa untuk berlama-lama memegang gadget bukan untuk pembelajaran daring tetapi waktu anak semakin banyak untuk nge-game.

Kondisi ini menjadi dilema orang tua dan keprihatinan bersama, oleh karena itu orang tua memiliki peran yang kuat saat mengawasi setiap pergerakan anaknya dalam lingkungan keluarga, orang tua dalam keluarga merupakan pendidikan yang paling utama dan yang pertama, terlebih ketika pandemi Covid-19 ini orang tua dipaksakan menjadi guru untuk anak-anaknya.

Beberapa alternatif solusi bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Diantaranya: membuat rencana target belajar, ajarkan anak untuk lebih bertanggng jawab, sabar, manfaatkan aplikasi untuk membantu metode belajar anak.

 

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!