BeritaPatiwartaphoto

Kesaksian Korban Banjir Sinomwidodo Pati: Naik ke Atas Genting sambil Peluk Gadis Kecilnya

60
×

Kesaksian Korban Banjir Sinomwidodo Pati: Naik ke Atas Genting sambil Peluk Gadis Kecilnya

Sebarkan artikel ini

WARTAPHOTO.NET. TAMBAKROMO- Banjir bandang menerjang sejumlah desa di Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Rabu (30/11/2022) malam. Desa Sinomwidodo menjadi yang terparah akibat terjangan banjir itu.

Akibatnya, 200-an keluarga harus mengungsi ke masjid karena rumah mereka belum bisa ditempati karena sempat tergenang air yang tingginya bervariasi, bahkan ada yang mencapai 2 meter lebih. Dapur umum dan posko tanggap bencana juga didirikan di desa tersebut.

Tercatat, sebanyak 632 rumah yang terdampak banjir bandang di Desa Sinomwidodo. Tiga rumah di antaranya roboh, 212 rumah rusak sedang, dan 417 rumah mengalami kerusakan ringan. Itu berdasarkan laporan yang disampaikan Camat Tambakromo, Mirza Nur Hidayat.

Selain mengakibatkan kerusakan rumah, banjir bandang yang menerjang Sinomwidodo juga menelan korban jiwa. Dua warga setempat menjadi korban. Yaitu Sumirah (60) yang meninggal karena hipotermia, pada Rabu (30/11/2022), dan Su’ami (60) yang meninggal saat dirawat di RSUD RAA Soewondo Pati, Kamis (1/13/2022) pagi, juga disebabkan hipotermia.

Adapun terjadinya banjir bandang di desa tersebut merupakan yang terparah dari sebelum-sebelumnya. Saat banjir datang, warga pun panik dan menyelamatkan diri.

Salah satu warga Desa Sinomwidodo, Suji mengatakan, saat air datang, ia bergegas menyelamatkan diri bersama putrinya, namun ketika hendak keluar rumah, pintu rumahnya terasa sangat berat saat didorong.

“Kaca rumah juga dar-dor (diterjang air). Kemudian anak saya lari ke kamar. Kemudian saya naik ke tempat tidur dan naik ke lemari. Kemudian saya ambil genting lalu naik ke atap bersama putri saya,” kata dia saat ditemui Wartaphoto.

Wanita paruh baya ini menambahkan, dirinya bersama putrinya berada di atas atap rumah mulai sekira pukul 16.30 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Dia diselamatkan oleh relawan.

Suji yang berada di atas rumah bersama  putrinya itu terekam oleh video hingga viral di media sosial.

Dalam video yang berdurasi sembilan detik yang beredar, tampak Suji di bawah hujan yang belum reda, tengah memeluk anaknya yang masih gadis balita di atas genting rumah. Ia berkali-kali mengucapkan lafadz Allah.

Sementara warga RT 3 RW 2, Rumiati menuturkan, ketinggian air di rumahnya mencapai 2 meter. Sehingga perabotan yang ada di dalam rumah banyak yang rusak.

“Perabotan di rumah tidak bisa diselamatkan semua, karena tidak ada antisipasi. Kirain banjir biasa. Surat-surat (KK, sertifikat, dan lainnya) juga tidak sempat saya selamatkan,” tutur dia.

Dia menyebut, pemicu banjir bandang ini karena kawasan hutan di Pegunungan Kendeng dalam keadaan gundul. “Harapannya gunung jangan digundul, mesakke niki (kasihan ini), perhutani tolong,” tandas dia.

Reporter : Putra
Editor : Revan Zaen.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!